Memang, tiket estafet ini mengandung banyak resiko dan ketidaknyamanan dalam perjalanan dengan kereta api. Salah satu hal yang tidak mengenakkan adalah harus turun dari kereta dan menunggu beberapa saat untuk boarding ke stasiun lagi. Naik turun kereta inilah yang membuat tidak nyaman. Hal lain yang merugikan saat perjalanan kereta api dengan estafet adalah ketinggalan kereta berikutnya.
Masalahnya, apakah tiket kereta estafet tersebut tidak diganti oleh PT KAI dan dinyatakan hangus apabila jadwal yang telah ditentukan, anda belum naik kereta yang akan anda naiki. Hal inilah yang tidak mengenakkan jika bepergian dengan kereta api sistem estafet.
Salah satu contoh, anda bepergian dari Banyuwangi ke Jakarta naik KA Mutiara Timur Siang tujuan Surabaya Gubeng dan Oper/Estafet KA Bangunkarta yang berangkat Surabaya Gubeng 16.00 WIB. Untuk kedatangan KA Mutiara Timur Siang di Surabaya Gubeng kurang lebih pukul 15.28 WIB. Jarak kedatangan KA Mutim Siang dengan Keberangkatan KA Bangunkarta hamya 30 menit saja. Hal ini rawan sekali untuk persiapan turun KA Mutim dan Boarding kembali untuk naik KA Bangunkarta. Lalu bila KA Mutim mengalami keterlambatan dan tidak bisa lanjut naik KA Bangunkarta, tiket hangus dan tidak mendapatkan ganti rugi tiket.
Menyiasati Tiket Kereta Api Estafet dengan memberikan jeda minimal 1,5 kedatangan dan keberangkatan kereta berikutnya. Hal ini untuk mengantisipasi keterlambatan kereta awal untuk transit ke kereta berikutnya. Karena PT KAI tidak mengganti tiket yang hangus akibat keterlambatan kereta api dalam perjalanan awal apapun alasannya.
Demikian artikel tentang tiket terusan/estafet dalam perjalanan kereta api, semoga menambah wawasan anda dalam menggunakan kereta api. Syarat dan Ketentuan Bagasi Kereta Api Terbaru.